Listip dflora
Harga/Rp59000
Pilih:
- Khusus member
- Non member + Rp15000
Lipstik buatan manusia pertama ada sejak 5000 tahun lalu saat perempuan Mesopotamia menemukan permata berharga dan menggunakan serbuknya untuk mewarnai bibir mereka. Saat itu, lipstik mengandung castor oil atau sisik ikan, untuk memberikan kilau tahan lama pada bibir.
Pada abad pertengahan di Eropa, sebagian pemula memulai bibir lain yang menggunakan lemak domba atau tumbukan akar merah. Tiga bahan utama lipstik pada umumnya adalah lilin sebagai bahan dasar untuk memberi bentuk dan tekstur lipstik, minyak sebagai pelembab dan campuran kepadatan lipstik, serta pigmen sebagai pewarna.
Lalu, bagaimana dengan lipstik zaman sekarang ya? Mari belajar apa saja bahan-bahan berbahaya yang biasanya terkandung dalam lipstik!
Mulai cek and recheck komposisi kandungan pada lipstik kesayanganmu, pastikan bebas dari 5 bahan ini :
- Bahan kimia yang berfungsi mengontrol pertumbuhan jamur ini cukup banyak ditemukan pada produk kecantikan. Namun, adanya zat berbahaya yang dianggap dapat memicu kanker membuat kandungan ini menuai kontroversi. Bagi sebagian peneliti, methylparaben boleh digunakan namun dengan batas tertentu. Di beberapa negara bahkan membatasi penyebaran produk yang mengandung bahan ini dengan label “ High Hazard †.
- Memiliki manfaat serupa sebagai bahan pengawet, bahan kimia ini juga bisa kamu temukan pada berbagai produk kecantikan. Sayangnya, kandungan ini dapat memicu iritasi pada kulit dan mata khususnya bagi penderita alergi dan kulit sensitif. Produk yang memiliki kandungan Propylparaben bahkan dilabeli sebagai †œModerate Hazardâ € .
- Retinil Palmitat juga dikenal sebagai vitamin A sintetis yang terkandung pada beberapa produk kecantikan. Meskipun memiliki manfaat yang bagus, nyatanya bahan ini dianggap berbahaya bagi perempuan yang sedang mengandung. Selain berpengaruh pada reproduksi, zat kimia ini juga dianggap dapat memicu pertumbuhan kanker sehingga mendapat label “ Bahaya Sedang †.
- Kandungan pewarna memang dapat dengan mudah ditemukan pada hampir semua produk kecantikan. Bila dicermati, nyatanya tidak semua pewarna menggunakan bahan alami untuk pembuatannya. Pewarna kosmetik seperti D&C Red 36 memiliki label “ low hazard †yang aman digunakan. Namun pewarna seperti D&C Red 22 Aluminium Lake, justru mendapat label “ bahaya sedang †yang sering diuji coba dengan menggunakan hewan. Hanya saja, pewarna ini juga dianggap memiliki dampak yang berbahaya bagi tubuh bila menggunakannya secara berlebihan.
- Zat kimia berupa vitamin E sintetis, Tocopheryl Acetate justru dianggap berbahaya dengan label “ Moderate Hazard †. Sering ditemukan sebagai bahan pembuatan lipstik, pelembab, hingga foundation , kandungan ini dianggap dapat menyebabkan iritasi dan menimbulkan rasa gatal, terbakar, luka, hingga gelembung cairan pada kulit yang alergi.
Nah mulai saat ini, sebelum membeli produk ada baiknya kamu berhati-hati dalam memahami bahan pembuatannya untuk mencegah zat berbahaya yang dapat melukai kulitmu. Jangan sampai kamu yang ingin tampil cantik justru repot akibat mengalami iritasi pada kulit yang parah!
Harga/Rp59000
Pilih:
- Khusus member
- Non member + Rp15000
Lipstik buatan manusia pertama ada sejak 5000 tahun lalu saat perempuan Mesopotamia menemukan permata berharga dan menggunakan serbuknya untuk mewarnai bibir mereka. Saat itu, lipstik mengandung castor oil atau sisik ikan, untuk memberikan kilau tahan lama pada bibir.
Pada abad pertengahan di Eropa, sebagian pemula memulai bibir lain yang menggunakan lemak domba atau tumbukan akar merah. Tiga bahan utama lipstik pada umumnya adalah lilin sebagai bahan dasar untuk memberi bentuk dan tekstur lipstik, minyak sebagai pelembab dan campuran kepadatan lipstik, serta pigmen sebagai pewarna.
Lalu, bagaimana dengan lipstik zaman sekarang ya? Mari belajar apa saja bahan-bahan berbahaya yang biasanya terkandung dalam lipstik!
Mulai cek and recheck komposisi kandungan pada lipstik kesayanganmu, pastikan bebas dari 5 bahan ini :
- Bahan kimia yang berfungsi mengontrol pertumbuhan jamur ini cukup banyak ditemukan pada produk kecantikan. Namun, adanya zat berbahaya yang dianggap dapat memicu kanker membuat kandungan ini menuai kontroversi. Bagi sebagian peneliti, methylparaben boleh digunakan namun dengan batas tertentu. Di beberapa negara bahkan membatasi penyebaran produk yang mengandung bahan ini dengan label “ High Hazard †.
- Memiliki manfaat serupa sebagai bahan pengawet, bahan kimia ini juga bisa kamu temukan pada berbagai produk kecantikan. Sayangnya, kandungan ini dapat memicu iritasi pada kulit dan mata khususnya bagi penderita alergi dan kulit sensitif. Produk yang memiliki kandungan Propylparaben bahkan dilabeli sebagai †œModerate Hazardâ € .
- Retinil Palmitat juga dikenal sebagai vitamin A sintetis yang terkandung pada beberapa produk kecantikan. Meskipun memiliki manfaat yang bagus, nyatanya bahan ini dianggap berbahaya bagi perempuan yang sedang mengandung. Selain berpengaruh pada reproduksi, zat kimia ini juga dianggap dapat memicu pertumbuhan kanker sehingga mendapat label “ Bahaya Sedang †.
- Kandungan pewarna memang dapat dengan mudah ditemukan pada hampir semua produk kecantikan. Bila dicermati, nyatanya tidak semua pewarna menggunakan bahan alami untuk pembuatannya. Pewarna kosmetik seperti D&C Red 36 memiliki label “ low hazard †yang aman digunakan. Namun pewarna seperti D&C Red 22 Aluminium Lake, justru mendapat label “ bahaya sedang †yang sering diuji coba dengan menggunakan hewan. Hanya saja, pewarna ini juga dianggap memiliki dampak yang berbahaya bagi tubuh bila menggunakannya secara berlebihan.
- Zat kimia berupa vitamin E sintetis, Tocopheryl Acetate justru dianggap berbahaya dengan label “ Moderate Hazard †. Sering ditemukan sebagai bahan pembuatan lipstik, pelembab, hingga foundation , kandungan ini dianggap dapat menyebabkan iritasi dan menimbulkan rasa gatal, terbakar, luka, hingga gelembung cairan pada kulit yang alergi.
Nah mulai saat ini, sebelum membeli produk ada baiknya kamu berhati-hati dalam memahami bahan pembuatannya untuk mencegah zat berbahaya yang dapat melukai kulitmu. Jangan sampai kamu yang ingin tampil cantik justru repot akibat mengalami iritasi pada kulit yang parah!
Harga/Rp59000
Pilih:
- Khusus member
- Non member + Rp15000
Lipstik buatan manusia pertama ada sejak 5000 tahun lalu saat perempuan Mesopotamia menemukan permata berharga dan menggunakan serbuknya untuk mewarnai bibir mereka. Saat itu, lipstik mengandung castor oil atau sisik ikan, untuk memberikan kilau tahan lama pada bibir.
Pada abad pertengahan di Eropa, sebagian pemula memulai bibir lain yang menggunakan lemak domba atau tumbukan akar merah. Tiga bahan utama lipstik pada umumnya adalah lilin sebagai bahan dasar untuk memberi bentuk dan tekstur lipstik, minyak sebagai pelembab dan campuran kepadatan lipstik, serta pigmen sebagai pewarna.
Lalu, bagaimana dengan lipstik zaman sekarang ya? Mari belajar apa saja bahan-bahan berbahaya yang biasanya terkandung dalam lipstik!
Mulai cek and recheck komposisi kandungan pada lipstik kesayanganmu, pastikan bebas dari 5 bahan ini :
- Bahan kimia yang berfungsi mengontrol pertumbuhan jamur ini cukup banyak ditemukan pada produk kecantikan. Namun, adanya zat berbahaya yang dianggap dapat memicu kanker membuat kandungan ini menuai kontroversi. Bagi sebagian peneliti, methylparaben boleh digunakan namun dengan batas tertentu. Di beberapa negara bahkan membatasi penyebaran produk yang mengandung bahan ini dengan label “ High Hazard †.
- Memiliki manfaat serupa sebagai bahan pengawet, bahan kimia ini juga bisa kamu temukan pada berbagai produk kecantikan. Sayangnya, kandungan ini dapat memicu iritasi pada kulit dan mata khususnya bagi penderita alergi dan kulit sensitif. Produk yang memiliki kandungan Propylparaben bahkan dilabeli sebagai †œModerate Hazardâ € .
- Retinil Palmitat juga dikenal sebagai vitamin A sintetis yang terkandung pada beberapa produk kecantikan. Meskipun memiliki manfaat yang bagus, nyatanya bahan ini dianggap berbahaya bagi perempuan yang sedang mengandung. Selain berpengaruh pada reproduksi, zat kimia ini juga dianggap dapat memicu pertumbuhan kanker sehingga mendapat label “ Bahaya Sedang †.
- Kandungan pewarna memang dapat dengan mudah ditemukan pada hampir semua produk kecantikan. Bila dicermati, nyatanya tidak semua pewarna menggunakan bahan alami untuk pembuatannya. Pewarna kosmetik seperti D&C Red 36 memiliki label “ low hazard †yang aman digunakan. Namun pewarna seperti D&C Red 22 Aluminium Lake, justru mendapat label “ bahaya sedang †yang sering diuji coba dengan menggunakan hewan. Hanya saja, pewarna ini juga dianggap memiliki dampak yang berbahaya bagi tubuh bila menggunakannya secara berlebihan.
- Zat kimia berupa vitamin E sintetis, Tocopheryl Acetate justru dianggap berbahaya dengan label “ Moderate Hazard †. Sering ditemukan sebagai bahan pembuatan lipstik, pelembab, hingga foundation , kandungan ini dianggap dapat menyebabkan iritasi dan menimbulkan rasa gatal, terbakar, luka, hingga gelembung cairan pada kulit yang alergi.
Nah mulai saat ini, sebelum membeli produk ada baiknya kamu berhati-hati dalam memahami bahan pembuatannya untuk mencegah zat berbahaya yang dapat melukai kulitmu. Jangan sampai kamu yang ingin tampil cantik justru repot akibat mengalami iritasi pada kulit yang parah!